Profil Desa Panulisan
Ketahui informasi secara rinci Desa Panulisan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil lengkap Desa Panulisan, Dayeuhluhur, Cilacap. Mengupas tuntas potensi agribisnis dan perkebunan, kekayaan budaya Sunda yang kental, serta posisi strategisnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat yang membuka berbagai peluang pembanguna
-
Identitas Kultural Unik
Merupakan representasi kuat budaya dan bahasa Sunda di wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah, menciptakan kekhasan sosial yang tidak dimiliki desa lain di Cilacap.
-
Sentra Agribisnis Produktif
Menjadi salah satu penopang ekonomi lokal dengan komoditas unggulan seperti manggis, gula aren, dan hasil perkebunan lainnya yang memiliki potensi ekspor.
-
Lokasi Strategis di Perbatasan
Berada di jalur perlintasan vital yang menghubungkan Jawa Tengah dengan pusat ekonomi di Jawa Barat, memberikan keuntungan geografis untuk perdagangan dan pengembangan wilayah.

Terletak di ujung paling barat Kabupaten Cilacap, Desa Panulisan, Kecamatan Dayeuhluhur, menjadi representasi unik dari perpaduan wilayah administratif dan identitas kultural. Berada di bawah naungan Provinsi Jawa Tengah, desa ini justru bernapaskan budaya Sunda yang kental, menjadikannya gerbang kultural sekaligus geografis yang strategis. Dengan topografi perbukitan yang subur dan dialiri anak-anak sungai, Panulisan menyimpan potensi besar di sektor agribisnis dan pariwisata alam, sambil terus merawat warisan leluhur yang menjadi jati dirinya. Profil ini mengupas secara mendalam berbagai aspek yang membentuk Desa Panulisan, dari akar sejarahnya yang kuat hingga peluang pembangunannya di masa depan.
Sejarah dan Identitas Kultural: Akar Tradisi Sunda di Tanah Jawa
Desa Panulisan memiliki catatan sejarah yang panjang, yang menurut sumber lokal telah terbentuk sejak tahun 1801 pada masa kepemimpinan Ki Astramanggala. Nama "Panulisan" sendiri memiliki arti "tempat untuk menulis," yang mengisyaratkan bahwa wilayah ini sejak dahulu kala merupakan sebuah tempat penting untuk pencatatan atau aktivitas intelektual pada masanya. Sungai yang melintas di wilayahnya pun dinamai Cipanulisan, memperkuat kaitan historis tersebut.
Keunikan utama Panulisan terletak pada identitas budayanya. Meskipun secara administrasi berada di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mayoritas penduduknya merupakan masyarakat Suku Sunda. Bahasa Sunda dengan dialek khas Dayeuhluhur menjadi bahasa komunikasi sehari-hari, bukan bahasa Jawa. Hal ini tercermin dalam segala aspek kehidupan sosial, mulai dari adat istiadat pernikahan, khitanan, hingga tradisi tahunan. Salah satu tradisi yang menonjol di Kecamatan Dayeuhluhur, termasuk di Panulisan dan desa sekitarnya, yakni "Sedekah Ketupat" atau "Babarit Kupat" yang biasa digelar untuk menyambut momen-momen tertentu sebagai wujud syukur dan tolak bala.
Kuatnya pengaruh budaya Sunda ini tidak lepas dari posisi historis Kecamatan Dayeuhluhur yang dahulu merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Galuh yang berpusat di Ciamis, Jawa Barat. Kedekatan geografis dan ikatan sejarah inilah yang membentuk karakter masyarakat Panulisan hingga hari ini. Harmoni sosial juga terjaga dengan baik, di mana masyarakat hidup rukun berdampingan.
Geografi dan Kondisi Demografis: Berada di Titik Strategis Perbatasan
Secara geografis, Desa Panulisan terletak pada koordinat 7°18′45″S 108°34′46″E. Posisinya sangat strategis, berada sekitar 100 kilometer dari ibu kota Kabupaten Cilacap dan berbatasan langsung dengan wilayah Provinsi Jawa Barat. Batas-batas wilayah Desa Panulisan meliputi:
- Sebelah UtaraBerbatasan dengan Desa Matenggeng
- Sebelah TimurBerbatasan dengan Desa Panulisan Timur
- Sebelah SelatanBerbatasan dengan Provinsi Jawa Barat (Kota Banjar)
- Sebelah BaratBerbatasan dengan Desa Panulisan Barat
Awalnya, Panulisan merupakan satu desa yang sangat luas. Namun untuk efektivitas pemerintahan dan pelayanan publik, wilayah ini dimekarkan menjadi tiga desa: Desa Panulisan (sebagai desa induk), Desa Panulisan Barat dan Desa Panulisan Timur.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cilacap untuk tahun 2022, jumlah penduduk Desa Panulisan tercatat sebanyak 4.841 jiwa, yang terdiri dari 2.389 laki-laki dan 2.452 perempuan. Angka ini menunjukkan kepadatan penduduk yang cukup signifikan dan menjadi modal sumber daya manusia bagi pembangunan desa. Desa Panulisan sendiri terbagi ke dalam tiga dusun utama, yaitu Dusun Buniseuri, Dusun Manggasari, dan Dusun Panulisan, yang selanjutnya terbagi lagi menjadi 11 Rukun Warga (RW) dan 37 Rukun Tetangga (RT). Topografi wilayahnya yang didominasi perbukitan dan lembah menjadikan lahan di Panulisan sangat subur dan cocok untuk kegiatan pertanian dan perkebunan.
Perekonomian Desa: Nadi Kehidupan dari Sektor Agribisnis dan Perkebunan
Tulang punggung perekonomian masyarakat Desa Panulisan ditopang oleh sektor agribisnis. Lahan yang subur dimanfaatkan secara maksimal oleh warga untuk menanam berbagai komoditas yang bernilai ekonomi tinggi. Mayoritas penduduk berprofesi sebagai petani, baik pemilik lahan maupun buruh tani.
Salah satu komoditas unggulan dari Kecamatan Dayeuhluhur, termasuk Panulisan, ialah manggis. Kabupaten Cilacap merupakan salah satu produsen manggis terbesar di Jawa Tengah, dan Kecamatan Dayeuhluhur menjadi sentra utamanya. Tanaman manggis di wilayah ini umumnya merupakan warisan turun-temurun yang terus dikembangkan dan menjadi sumber pendapatan penting bagi warga, terutama saat musim panen.
Selain manggis, gula aren menjadi produk andalan lainnya. Pohon aren tumbuh subur di perbukitan Panulisan. Para petani secara tradisional mengolah nira aren menjadi gula cetak (gula merah) dan kini mulai berkembang ke arah produksi gula semut (gula aren kristal). Pengembangan gula semut ini memiliki potensi besar karena permintaan pasarnya yang luas, baik domestik maupun ekspor, serta memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan gula cetak. Upaya sosialisasi dan pendampingan untuk meningkatkan kualitas produksi gula semut terus dilakukan oleh berbagai pihak untuk mendongkrak perekonomian petani.
Komoditas pertanian lain yang banyak dibudidayakan mencakup padi di area persawahan serta hasil perkebunan seperti cengkeh, kapulaga, dan tanaman kayu keras seperti jati. Sektor peternakan juga turut berkembang sebagai kegiatan sampingan, meliputi ternak ayam, kambing, dan sapi. Sebagian warga lainnya berprofesi sebagai pedagang, pegawai negeri, karyawan swasta, atau merantau ke kota-kota besar untuk mencari pekerjaan.
Potensi Tersembunyi: Peluang Pengembangan Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Di luar sektor pertanian yang sudah mapan, Desa Panulisan menyimpan potensi besar di bidang pariwisata yang belum tergarap secara maksimal. Keindahan alam berupa bentang perbukitan hijau, udara yang sejuk, dan aliran sungai yang jernih merupakan modal dasar untuk pengembangan ekowisata dan agrowisata. Konsep wisata berbasis alam ini sangat relevan dengan tren pariwisata saat ini yang mencari ketenangan dan keaslian.
Beberapa peluang yang dapat dikembangkan antara lain:
- Wisata Agro EdukasiPengunjung dapat diajak untuk melihat langsung proses panen manggis atau belajar cara pembuatan gula aren secara tradisional. Pengalaman otentik seperti ini memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan dari perkotaan.
- Jalur Trekking dan Sepeda GunungKontur perbukitan di Panulisan sangat ideal untuk dikembangkan menjadi jalur trekking atau downhill bagi para pencinta alam dan olahraga ekstrem. Panorama yang ditawarkan sepanjang jalur akan menjadi nilai jual utamanya.
- Wisata BudayaKekayaan tradisi Sunda yang masih lestari dapat dikemas menjadi atraksi budaya yang menarik. Misalnya, menampilkan kesenian lokal atau menggelar festival budaya tahunan yang berpusat pada tradisi seperti "Sedekah Ketupat".
- Kuliner LokalProduk olahan seperti gula aren, manisan manggis, dan makanan khas Sunda lainnya dapat menjadi bagian dari daya tarik wisata kuliner yang memperkuat ekonomi kreatif masyarakat.
Pengembangan potensi ini memerlukan kolaborasi antara pemerintah desa, masyarakat, dan pihak luar untuk membangun infrastruktur pendukung seperti penginapan (homestay), akses jalan yang lebih baik, serta promosi yang efektif.
Infrastruktur dan Layanan Publik: Fondasi Pembangunan Desa
Pemerintah Desa Panulisan, di bawah kepemimpinan Kepala Desa Koko Waskono (periode 2019-2025), terus berupaya meningkatkan kualitas infrastruktur dan layanan publik. Akses jalan utama yang menghubungkan Panulisan dengan pusat kecamatan dan wilayah lain sudah cukup baik, meskipun beberapa jalan di tingkat dusun dan pedalaman masih memerlukan perhatian lebih.
Di bidang pendidikan, sarana dan prasarana seperti sekolah dasar dan menengah pertama telah tersedia untuk melayani kebutuhan pendidikan dasar bagi anak-anak di desa. Untuk layanan kesehatan, masyarakat dapat mengakses Puskesmas Dayeuhluhur II yang berlokasi di Jalan Raya Panulisan, yang melayani kebutuhan kesehatan dasar, termasuk layanan ibu dan anak.
Seiring dengan kemajuan teknologi, Desa Panulisan menunjukkan komitmen kuat untuk menjadi desa digital. Peluncuran situs web resmi desapanulisan.id
merupakan langkah strategis untuk transparansi informasi publik dan mempermudah layanan administrasi. Inovasi lainnya mencakup pengembangan aplikasi layanan online, perpustakaan digital, hingga platform e-Tani untuk mendukung sektor pertanian. Kehadiran infrastruktur internet fiber optik di wilayah ini menjadi fondasi penting untuk mewujudkan visi desa cerdas. Selain itu, keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) "Jagara" dengan gedung serbaguna "Manggala Jaya Guna" menjadi motor penggerak kegiatan ekonomi dan sosial kemasyarakatan, termasuk fasilitas olahraga bagi generasi muda.
Menyongsong Masa Depan dengan Optimisme
Desa Panulisan merupakan sebuah entitas yang kompleks dan menarik. Ia adalah bukti nyata bahwa batas administrasi tidak selalu sejalan dengan batas budaya. Sebagai "Kampung Sunda" di tanah Jawa, Panulisan berhasil menjaga identitas kulturalnya sebagai sebuah kekuatan, bukan halangan. Dengan fondasi ekonomi yang kuat di sektor agribisnis, terutama melalui komoditas manggis dan gula aren, serta potensi pariwisata alam dan budaya yang menanti untuk dikembangkan, masa depan Desa Panulisan tampak cerah. Tantangan ke depan ialah bagaimana mengelola potensi tersebut secara berkelanjutan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan terus berinovasi dalam pelayanan publik agar desa ini tidak hanya mandiri secara ekonomi, tetapi juga sejahtera dan bermartabat.